yasbin

YAYASAN BINA WIRAWAN

All posts by Yasbin Pusat

KURIKULUM MERDEKA

CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

SD/MI/PROGRAM PAKET A /SMP/MTS/PROGRAM  PAKET  B,  DAN

SMA/MA/PROGRAM PAKET C PADA KURIKULUM MERDEKA

I.1 CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA A.  Rasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan fondasi dari kemampuan literasi. Semua bidang kajian, bidang kehidupan, dan tujuan-tujuan sosial menggunakan kemampuan literasi. Literasi menjadi kemampuan sangat penting yang digunakan untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran literasi untuk berbagai tujuan berkomunikasi dalam konteks sosial budaya Indonesia. Kemampuan literasi dikembangkan ke dalam pembelajaran menyimak, membaca dan memirsa, menulis, berbicara, dan mempresentasikan untuk berbagai tujuan berbasis genre yang terkait dengan penggunaan bahasa dalam kehidupan. Setiap genre memiliki tipe teks yang didasarkan pada alur pikir—struktur—khas teks tertentu. Tipe teks merupakan   alur   pikir   yang   dapat   mengoptimalkan   penggunaan bahasa untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat.

Model utama yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pedagogi genre. Model ini memiliki empat tahapan, yaitu: penjelasan untuk membangun konteks (explaining, building the context),  pemodelan  (modelling),  pembimbingan  (joint  construction), dan  pemandirian  (independent  construction).  Di  samping  pedagogi

genre, pembelajaran bahasa Indonesia dapat dikembangkan dengan model-model lain sesuai dengan pencapaian pembelajaran tertentu. Pembinaan  dan  pengembangan  kemampuan  berbahasa  Indonesia akan membentuk pribadi Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berpikir kritis, mandiri, kreatif,   bergotong   royong,   dan   berkebinekaan   global.   Rasional sebagaimana  diuraikan  di  atas  dapat  dipaparkan  pada  gambar  1 sebagai berikut.

Gambar 1: Rasional Pembelajaran Bahasa Indonesia

B. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan:

1. akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Indonesia secara santun;

2.   sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara Republik Indonesia;

3.   kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio, audiovisual) untuk berbagai tujuan (genre) dan konteks;

4. kemampuan literasi (berbahasa, bersastra, dan bernalar kritis- kreatif) dalam belajar dan bekerja;

5.   kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang cakap, mandiri, bergotong royong, dan bertanggung jawab;

6.   kepedulian terhadap budaya lokal dan lingkungan sekitarnya; dan

7.   kepedulian  untuk  berkontribusi  sebagai  warga  Indonesia  dan dunia yang demokratis dan berkeadilan.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk belajar dan  bekerja  karena  berfokus  pada  kemampuan  literasi  (berbahasa dan berpikir). Kemampuan literasi menjadi indikator kemajuan dan perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir kritis-kreatif-imajinatif dan warga negara Indonesia yang menguasai literasi digital dan informasional. Pembelajaran Bahasa Indonesia membina dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan literasi dalam semua peristiwa komunikasi yang mendukung keberhasilan dalam pendidikan dan dunia kerja.

Mata  pelajaran  Bahasa  Indonesia  membentuk  keterampilan berbahasa reseptif (menyimak, membaca dan memirsa) dan keterampilan berbahasa produktif (berbicara dan mempresentasikan, serta menulis). Kompetensi berbahasa ini berdasar pada tiga hal yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik, yaitu bahasa (mengembangkan kompetensi kebahasaan), sastra (kemampuan memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan mencipta karya sastra); dan berpikir (kritis, kreatif, dan imajinatif). Pengembangan kompetensi berbahasa, bersastra, dan berpikir diharapkan membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan literasi tinggi dan berkarakter Pancasila.

1.   Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kemampuan reseptif (menyimak, membaca dan memirsa) dan kemampuan produktif (berbicara dan mempresentasikan, menulis).

2. Mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis genre melalui pemanfaatan beragam tipe teks dan teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio, audiovisual). Model pembelajaran menggunakan pedagogi genre, yaitu: penjelasan untuk membangun konteks (explaining, building the context), pemodelan (modelling), pembimbingan (joint construction), dan pemandirian (independent construction); serta kegiatan yang mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif dalam proses pembelajaran.

3.   Mata pelajaran Bahasa Indonesia dibelajarkan untuk meningkatkan:

a.   kecakapan  hidup  peserta  didik  dalam  mengelola  diri  dan lingkungan;

b.  kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan

alam, sosial, dan budaya.

Area Pembelajaran Kemampuan Sub-kemampuan
        Bahasa  ReseptifMenyimak
Membaca dan memirsa
  ProduktifBerbicara dan mempresentasikan
Menulis

Pengertian kemampuan berbahasa diuraikan sebagai berikut.

  Elemen  Deskripsi
MenyimakMenyimak adalah kemampuan peserta didik menerima, memahami, dan memaknai  informasi yang didengar dengan sikap yang baik agar  dapat menanggapi mitra tutur. Proses yang terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan dengan konsentrasi, mengidentifikasi, memahami pendapat, menginterpretasi tuturan bahasa, dan memaknainya berdasarkan konteks yang melatari tuturan tersebut. Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam menyimak di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
Membaca dan MemirsaMembaca adalah kemampuan peserta didik untuk memahami, memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi teks sesuai tujuan dan kepentingannya untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan potensinya. Memirsa merupakan kemampuan peserta didik untuk memahami, memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi sajian cetak, visual dan/atau audiovisual sesuai tujuan dan kepentingannya untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan potensinya. Komponen- komponen yang dapat dikembangkan dalam membaca dan memirsa di antaranya kepekaan terhadap fonem, huruf, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
  Elemen  Deskripsi
Berbicara dan Mempresen- tasikanBerbicara adalah kemampuan peserta didik untuk menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam bentuk lisan dengan santun. Mempresentasikan merupakan kemampuan memaparkan gagasan atau tanggapan secara fasih, akurat, bertanggung jawab, mengajukan dan/atau menanggapi pertanyaan/pernyataan , dan/atau menyampaikan perasaan secara lisan sesuai konteks dengan  cara yang komunikatif dan santun melalui beragam media (visual, digital, audio, dan audiovisual). Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam berbicara dan mempresentasikan di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
MenulisMenulis adalah kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam bentuk tulis secara fasih, akurat, bertanggung jawab, dan/atau menyampaikan perasaan sesuai konteks. Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam menulis di antaranya penggunaan ejaan, kosakata, kalimat, paragraf, struktur bahasa , makna, dan metakognisi dalam beragam jenis teks.

D.  Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Setiap Fase

1.  Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)

Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar,  sesuai dengan tujuan,  kepada teman sebaya dan orang dewasa di sekitar   tentang diri dan lingkungannya. Peserta didik menunjukkan minat serta mampu memahami dan menyampaikan pesan; mengekspresikan  perasaan  dan  gagasan;  berpartisipasi  dalam percakapan dan diskusi sederhana dalam interaksi antarpribadi serta di depan banyak pendengar secara santun. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam. Peserta didik juga mulai mampu mengungkapkan gagasannya secara lisan dan tulisan dengan sikap yang baik menggunakan kata-kata yang dikenalinya sehari- hari.

Fase A Berdasarkan Elemen.

  Elemen  Capaian Pembelajaran
  MenyimakPeserta didik mampu bersikap menjadi pendengar yang penuh perhatian. Peserta didik menunjukkan minat pada tuturan yang didengar serta mampu memahami pesan lisan dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), instruksi lisan, dan percakapan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
  Membaca danPeserta didik mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang menunjukkan minat terhadap teks yang dibaca atau dipirsa. Peserta didik mampu membaca kata-kata yang dikenalinya sehari-hari dengan fasih. Peserta didik mampu memahami informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan puisi anak. Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Memirsa
  Berbicara danPeserta didik mampu berbicara dengan santun tentang beragam topik yang dikenali  menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik mampu merespons  dengan bertanya tentang sesuatu, menjawab, dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun dalam suatu percakapan. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan atau tanpa bantuan gambar/ilustrasi. Peserta didik mampu  menceritakan  kembali suatu isi informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan topik diri dan lingkungan.
Mempresentasikan
MenulisPeserta didik mampu menunjukkan keterampilan menulis permulaan dengan benar  (cara memegang alat tulis, jarak mata dengan buku, menebalkan garis/huruf,  dll.) di atas kertas dan/atau melalui media digital. Peserta didik mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik. Peserta didik mampu menulis teks deskripsi dengan beberapa kalimat  sederhana,  menulis teks  rekon tentang     pengalaman diri, menulis kembali narasi berdasarkan teks fiksi yang dibaca atau didengar, menulis teks prosedur tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis teks eksposisi tentang kehidupan sehari- hari.

2.  Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A) Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa tentang   hal-hal   menarik   di   lingkungan   sekitarnya.   Peserta   didik menunjukkan     minat     terhadap     teks,     mampu     memahami     dan menyampaikan    gagasan     dari     teks     informatif,     serta          mampu

mengungkapkan gagasan dalam kerja kelompok dan diskusi, serta memaparkan pendapatnya secara lisan dan tertulis. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam. Peserta didik mampu membaca dengan fasih dan lancar.

Fase B Berdasarkan Elemen

  Elemen  Capaian Pembelajaran
MenyimakPeserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi. Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.
Membaca dan MemirsaPeserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik. Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih. Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif. Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal  yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi. Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.
Berbicara dan MempresentasikanPeserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik  mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan  aktif. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beraneka ragam.
MenulisPeserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang  rinci dan akurat dengan topik yang beragam. Peserta didik  terampil menulis tegak bersambung.

3.  Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)

Pada akhir fase C, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan dan konteks sosial. Peserta didik menunjukkan minat terhadap teks, mampu memahami, mengolah, dan menginterpretasi informasi dan pesan dari paparan lisan dan tulis tentang topik yang dikenali dalam teks narasi dan informatif.

Peserta didik mampu menanggapi dan mempresentasikan informasi yang dipaparkan;  berpartisipasi  aktif  dalam  diskusi;  menuliskan tanggapannya terhadap bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya; menulis teks untuk menyampaikan pengamatan dan pengalamannya dengan lebih terstruktur. Peserta didik memiliki kebiasaan membaca untuk hiburan, menambah pengetahuan, dan keterampilan.

  Elemen   Capaian Pembelajaran Menyimak Peserta didik mampu menganalisis informasi berupa fakta, prosedur dengan mengidentifikasikan ciri objek dan urutan proses kejadian dan nilai-nilai dari berbagai jenis teks informatif dan fiksi yang disajikan dalam bentuk lisan, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar) dan audio. Membaca dan Memirsa Peserta didik mampu membaca kata-kata dengan berbagai pola kombinasi huruf dengan fasih dan indah serta memahami informasi dan kosakata baru yang memiliki makna denotatif, literal, konotatif, dan kiasan untuk mengidentifikasi objek, fenomena, dan karakter. Peserta didik mampu mengidentifikasi ide pokok dari teks deskripsi, narasi dan eksposisi, serta nilai-nilai yang terkandung dalam teks sastra (prosa dan pantun, puisi) dari teks dan/atau audiovisual. Berbicara dan Mempresentasikan Peserta didik mampu menyampaikan informasi secara lisan untuk tujuan menghibur dan meyakinkan mitra tutur sesuai kaidah dan konteks. Menggunakan kosakata baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan; pilihan kata yang tepat sesuai dengan norma budaya; menyampaikan informasi dengan fasih dan santun. Peserta didik menyampaikan perasaan berdasarkan fakta, imajinasi (dari diri sendiri dan orang lain) secara indah dan menarik dalam bentuk prosa dan puisi dengan penggunaan kosakata secara kreatif. Peserta didik mempresentasikan gagasan, hasil pengamatan, dan pengalaman dengan logis, sistematis, efektif, kreatif, dan kritis; mempresentasikan imajinasi secara kreatif. Menulis Peserta didik mampu menulis teks eksplanasi, laporan, dan eksposisi persuasif dari gagasan, hasil pengamatan, pengalaman, dan imajinasi; menjelaskan hubungan kausalitas, serta menuangkan hasil pengamatan untuk meyakinkan pembaca. Peserta didik mampu menggunakan kaidah kebahasaan dan kesastraan untuk menulis teks sesuai dengan konteks dan norma budaya; menggunakan kosakata baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan. Peserta didik menyampaikan perasaan berdasarkan fakta, imajinasi (dari diri sendiri dan orang lain) secara indah dan menarik dalam bentuk prosa dan puisi    

Fase C Berdasarkan Elemen.

  Elemen  Capaian Pembelajaran
 dengan penggunaan kosakata secara kreatif.

4.  Fase D (Umumnya untuk kelas VII, VIII dan IX SMP/MTs/Program Paket

B)

Pada akhir fase D, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, dan akademis. Peserta didik mampu memahami, mengolah, dan menginterpretasi informasi paparan tentang topik yang beragam dan karya sastra. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi, mempresentasikan, dan menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi yang dipaparkan; Peserta didik menulis berbagai teks untuk menyampaikan pengamatan dan pengalamannya dengan lebih terstruktur, dan menuliskan tanggapannya terhadap paparan dan bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya. Peserta didik mengembangkan kompetensi diri melalui pajanan berbagai teks untuk penguatan karakter.

  Elemen   Capaian Pembelajaran Menyimak Peserta didik mampu menganalisis dan memaknai informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang tepat dari berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) audiovisual dan aural dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai informasi dari topik aktual yang didengar. Membaca dan Memirsa Peserta didik memahami informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari berbagai jenis teks  misalnya teks deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi dan eksposisi dari teks visual dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan simpati, kepedulian, empati atau pendapat pro dan kontra dari teks visual dan audiovisual. Peserta didik menggunakan sumber informasi lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan informasi pada teks. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai topik aktual yang dibaca dan dipirsa. Berbicara dan Mempresentasikan Peserta didik mampu menyampaikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan untuk tujuan pengajuan usul, pemecahan masalah, dan pemberian solusi secara lisan dalam bentuk monolog dan dialog logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik    

Fase D Berdasarkan Elemen.

  Elemen  Capaian Pembelajaran
 mampu menggunakan dan memaknai kosakata baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan untuk berbicara dan menyajikan gagasannya. Peserta didik mampu menggunakan ungkapan sesuai dengan norma kesopanan dalam berkomunikasi. Peserta didik mampu berdiskusi secara aktif, kontributif, efektif, dan santun. Peserta didik mampu menuturkan dan menyajikan ungkapan simpati, empati, peduli, perasaan, dan penghargaan dalam bentuk teks informatif dan fiksi melalui teks multimoda. Peserta didik mampu mengungkapkan dan mempresentasikan berbagai topik aktual secara kritis.
MenulisPeserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik juga menuliskan hasil penelitian menggunakan metodologi sederhana dengan mengutip sumber rujukan secara etis. Menyampaikan ungkapan rasa simpati, empati, peduli, dan pendapat pro/kontra secara etis dalam memberikan penghargaan secara tertulis dalam teks multimodal. Peserta didik mampu menggunakan dan mengembangkan kosakata baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan untuk menulis. Peserta didik menyampaikan tulisan berdasarkan fakta, pengalaman, dan imajinasi secara indah dan menarik dalam bentuk prosa dan puisi dengan penggunaan kosa kata secara kreatif.

5.  Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA/MA/Program Paket C)

Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi informasi dari berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu menyintesis gagasan dan pendapat dari berbagai sumber. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk menyampaikan pendapat dan mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis.

  Elemen   Capaian Pembelajaran Menyimak Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.    

Fase E berdasarkan elemen.

  Elemen  Capaian Pembelajaran
Membaca dan MemirsaPeserta didik mampu mengevaluasi informasi berupa gagasan,pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari berbagai jenis teks, misalnya deskripsi, laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi, dari teks visual dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan simpati, peduli, empati dan/atau pendapat pro/kontra dari teks visual dan audiovisual secara kreatif. Peserta didik menggunakan sumber lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan isi teks.
Berbicara dan MempresentasikanPeserta didik mampu mengolah dan menyajikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan untuk tujuan  pengajuan  usul,  perumusan masalah, dan solusi dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu mengkreasi ungkapan sesuai dengan norma kesopanan dalam berkomunikasi. Peserta didik berkontribusi lebih aktif dalam diskusi dengan mempersiapkan materi diskusi, melaksanakan tugas dan fungsi dalam diskusi. Peserta didik mampu mengungkapkan simpati,  empati, peduli, perasaan, dan penghargaan secara kreatif dalam bentuk teks fiksi dan nonfiksi multimodal.
MenulisPeserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif dalam bentuk teks informasional dan/atau fiksi. Peserta didik mampu menulis teks eksposisi hasil penelitian dan teks fungsional dunia kerja. Peserta didik mampu mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan di media cetak maupun digital.

6.  Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA/MA/Paket C)

Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta  didik mampu mengkreasi gagasan dan pendapat untuk berbagai tujuan. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan berbahasa yang melibatkan banyak orang. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk merefleksi dan mengaktualisasi diri   untuk selalu berkarya dengan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia di berbagai media untuk memajukan peradaban bangsa.

  Elemen   Capaian Pembelajaran Menyimak Peserta didik mampu mengevaluasi berbagai gagasan dan pandangan berdasarkan kaidah logika berpikir dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara; mengkreasi dan mengapresiasi gagasan dan pendapat untuk menanggapi teks yang disimak. Membaca dan Memirsa Peserta didik mampu mengevaluasi gagasan dan pandangan berdasarkan kaidah logika berpikir dari membaca berbagai tipe teks (nonfiksi dan fiksi) di media cetak dan elektronik. Peserta didik mampu mengapresiasi teks fiksi dan nonfiksi. Berbicara dan Mempresentasikan Peserta didik mampu menyajikan gagasan, pikiran, dan kreativitas dalam berbahasa dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara secara logis, sistematis, kritis, dan kreatif; mampu menyajikan karya sastra secara kreatif dan menarik. Peserta didik mampu mengkreasi teks sesuai dengan norma kesopanan dan budaya Indonesia. Peserta didik mampu menyajikan dan mempertahankan hasil penelitian, serta menyimpulkan masukan dari mitra diskusi. Menulis Peserta didik mampu menulis gagasan,pikiran, pandangan, pengetahuan metakognisi untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu menulis berbagai jenis karya sastra. Peserta didik mampu menulis teks refleksi diri. Peserta didik mampu menulis hasil penelitian, teks fungsional dunia kerja, dan pengembangan studi lanjut. Peserta didik mampu memodifikasi/mendekonstruksikan karya sastra untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan tulisan hasil karyanya di media cetak maupun digital.    

Fase F berdasarkan elemen.

I.2 CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT LANJUT A.   Rasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut

Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan fondasi dari kemampuan literasi. Semua bidang kajian, bidang kehidupan, dan tujuan-tujuan sosial menggunakan kemampuan literasi. Literasi menjadi kemampuan sangat penting yang digunakan untuk bekerja dan   belajar   sepanjang   hayat.   Dengan   demikian,   pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran literasi untuk berbagai tujuan berkomunikasi dalam konteks sosial budaya Indonesia.

Kemampuan literasi dikembangkan ke dalam pembelajaran menyimak, membaca dan memirsa, menulis, berbicara dan mempresentasikan   untuk   berbagai   tujuan,   berbasis   genre   yang terkait dengan penggunaan bahasa dalam kehidupan. Setiap genre memiliki tipe teks yang didasarkan pada alur pikir—struktur—khas teks tertentu. Tipe teks merupakan alur pikir yang dapat mengoptimalkan penggunaan bahasa untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat.

Model utama yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pedagogi genre. Model ini memiliki empat tahapan, yaitu: penjelasan  (explaining, building  the context),  pemodelan  (modelling), pembimbingan (joint construction), dan pemandirian (independent construction). Di samping pedagogi genre, pembelajaran bahasa Indonesia dapat dikembangkan dengan model-model lain sesuai dengan pencapaian pembelajaran tertentu.

Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia akan membentuk pribadi Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan   yang   Maha   Esa,   dan   berakhlak   mulia,   berpikir   kritis, mandiri,   kreatif,   bergotong   royong,   dan   berkebinekaan   global. Rasional sebagaimana diuraikan di atas dapat dipaparkan pada gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1: Rasional Pembelajaran Bahasa Indonesia

B.  Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut

Mata pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan:

1. akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Indonesia secara santun;

2.   sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara Republik Indonesia;

3.   kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulis,  visual,  audio,  audiovisual)  untuk  berbagai  tujuan  (genre) dan konteks;

4.  kemampuan literasi (berbahasa, bersastra, dan bernalar kritis- kreatif) dalam belajar dan bekerja;

5.   kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang cakap, mandiri, bergotong royong, dan bertanggung jawab;

6.   kepedulian terhadap budaya lokal dan lingkungan sekitarnya;

7.   kepedulian  untuk  berkontribusi  sebagai  warga  Indonesia  dan dunia yang demokratis dan berkeadilan; dan

8. Mengembangkan kemampuan berbahasa untuk bekerja pada bidang kerja yang membutuhkan kemampuan berbahasa setara KKNI level II.

C.  Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut

Mata   pelajaran   Bahasa   Indonesia   menjadi   modal   dasar   untuk belajar dan bekerja karena berfokus pada kemampuan literasi (berbahasa dan berpikir). Kemampuan literasi menjadi indikator kemajuan dan perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran

Bahasa  Indonesia membina  dan  mengembangkan  kepercayaan  diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir kritis-kreatif-imajinatif dan warga negara Indonesia yang menguasai literasi digital dan informasional. Pembelajaran Bahasa Indonesia membina dan mengembangkan   pengetahuan   dan   kemampuan   literasi   dalam semua peristiwa komunikasi yang mendukung keberhasilan dalam pendidikan dan dunia kerja.

Mata  pelajaran  Bahasa  Indonesia  membentuk  keterampilan berbahasa reseptif (menyimak, membaca dan memirsa) dan keterampilan  berbahasa  produktif  (berbicara  dan mempresentasikan, serta menulis). Kompetensi berbahasa ini berdasar pada tiga hal yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik, yaitu bahasa (mengembangkan kompetensi kebahasaan), sastra (kemampuan memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan mencipta karya sastra); dan berpikir (kritis, kreatif, dan imajinatif). Pengembangan kompetensi berbahasa, bersastra, dan berpikir diharapkan membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan literasi tinggi dan berkarakter Pancasila.

1.   Mata    pelajaran    Bahasa    Indonesia    mencakup    kemampuan reseptif (menyimak, membaca dan memirsa) dan kemampuan produktif (berbicara dan mempresentasikan, menulis).

2. Mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis genre melalui pemanfaatan beragam tipe teks dan teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio, audiovisual). Model pembelajaran menggunakan pedagogi genre, yaitu: penjelasan (explaining, building the context), pemodelan (modelling), pembimbingan (joint construction), dan pemandirian (independent construction); serta kegiatan yang mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif dalam proses pembelajaran.

3. Mata   pelajaran   Bahasa   Indonesia   dibelajarkan   untuk meningkatkan:

a.   kecakapan  hidup  peserta  didik  dalam  mengelola  diri  dan lingkungan;

b.   kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya.

Area PembelajaranKemampuanSub-kemampuan
    Bahasa  ReseptifMenyimak
Membaca dan memirsa
  ProduktifBerbicara dan mempresentasikan
Menulis

Pengertian kemampuan berbahasa diuraikan sebagai berikut.

ElemenDeskripsi
MenyimakKemampuan peserta didik menerima, memahami informasi yang didengar, dan menyiapkan tanggapan secara relevan untuk memberikan apresiasi kepada mitra tutur. Proses yang terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan, mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi tuturan bahasa, memaknainya, dan/atau menyiapkan tanggapan terhadap mitra tutur. Menyimak merupakan kemampuan komunikasi yang penting sebab kemampuan menyimak menentukan tingkat kemampuan peserta didik memahami makna (tersurat dan tersirat) paparan lisan, memahami ide pokok dan pendukung pada konten informasi maupun konteks yang melatari paparan tersebut. Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam menyimak di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
Membaca dan MemirsaKemampuan peserta didik untuk memahami, memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi teks sesuai tujuan dan kepentingannya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan potensinya. Memirsa merupakan kemampuan seseorang untuk memahami, memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi sajian visual dan/atau audiovisual sesuai tujuan dan kepentingannya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan potensinya. Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam membaca dan memirsa di antaranya kepekaan terhadap fonem, huruf, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
Berbicara dan MempresentasikanKemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam bentuk lisan. Mempresentasikan merupakan kemampuan memaparkan gagasan atau tanggapan secara fasih, akurat, bertanggung jawab, dan/atau menyampaikan perasaan sesuai konteks dengan cara yang komunikatif melalui beragam media (visual, digital, audio, dan audiovisual). Komponen- komponen yang dapat dikembangkan dalam berbicara dan mempresentasikan di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
MenulisKemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam bentuk tulis secara fasih, akurat, bertanggung jawab, dan/atau menyampaikan perasaan sesuai konteks. Komponen-komponen yang dapat
ElemenDeskripsi
 dikembangkan dalam menulis di antaranya menerapkan penggunaan ejaan, kata, kalimat, dan paragraf, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi dalam beragam tipe teks.

Kemampuan reseptif dan produktif dikembangkan saling berkaitan. Keterkaitan ini dikembangkan dalam proses pembelajaran dengan gambaran sebagai berikut: (1) peserta didik perlu dilibatkan dalam interaksi verbal (percakapan dan diskusi) yang didasarkan pada pemahamannya tentang teks, mengapresiasi estetika teks dan nilai budayanya, serta proses mencipta teks; (2) peserta didik juga perlu diberi  kesempatan  untuk  membaca  teks  dalam  beragam  format (atau yang dikenal dengan teks multimodal (teks tertulis, teks audio, teks audiovisual, teks digital, dan teks kinestetik) serta beragam konten dan genre (deskripsi, laporan, rekon, eksplanasi, eksposisi, instruksi/prosedur, serta narasi); dan (3) peserta didik memiliki pengetahuan tentang tata bahasa bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta cara penggunaannya yang efektif untuk mendukung kompetensi berbahasa.

D.  Capaian  Pembelajaran  Mata  Pelajaran  Bahasa  Indonesia  Tingkat

Lanjut Setiap Fase

Fase F (Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA/MA/Program Paket C) Pada  akhir  fase  F,  peserta  didik  memiliki  kemampuan  berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik mampu memahami, mengolah,  menginterpretasi,  dan  mengevaluasi  berbagai  tipe  teks tentang   topik   yang   beragam.   Peserta   didik   mampu   mengkreasi gagasan dan pendapat untuk berbagai tujuan. Peserta didik mampu berpartisipasi   aktif   dalam   kegiatan   berbahasa   yang   melibatkan banyak  orang.  Peserta  didik  mampu  menulis  berbagai  teks  untuk merefleksi dan  mengaktualisasi diri  untuk selalu berkarya dengan mengutamakan  penggunaan  bahasa  Indonesia  di  berbagai  media untuk  memajukan peradaban bangsa.  Peserta  didik  memiliki  rasa tanggung jawab untuk menjunjung dan menjaga bahasa Indonesia sebagai    bahasa    persatuan.    Peserta    didik    memiliki    kecintaan terhadap  karya  sastra  Indonesia  dan  mengembangkan  kreativitas bersastra Indonesia.

Fase F berdasarkan elemen.

ElemenCapaian Pembelajaran
MenyimakPeserta didik mampu mengevaluasi berbagai gagasan dan pandangan berdasarkan kaidah logika berpikir dari menyimak berbagai tipe teks (deskripsi, laporan, rekon, eksplanasi, eksposisi, instruksi/prosedur, serta narasi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara; mengkreasi dan mengapresiasi gagasan dan pendapat untuk menanggapi teks yang disimak. Peserta didik mampu menyimak, menafsirkan, mengapresiasi, mengevaluasi, dan menciptakan teks sastra Nusantara (seperti puisi rakyat, pantun, syair, hikayat, gurindam) dan sastra universal seperti novel, puisi, prosa, drama, film, dan teks multimedia dan multimodal (lisan, audio, video, cetak, dan digital)
Membaca danPeserta didik mampu mengevaluasi gagasan dan pandangan berdasarkan kaidah logika berpikir dari membaca berbagai tipe teks (nonfiksi dan fiksi) di media cetak dan elektronik. Peserta didik mampu mengapresiasi teks fiksi dan nonfiksi. Peserta didik mampu membaca dan memirsa, serta menafsirkan, mengapresiasi, mengevaluasi, dan menciptakan teks sastra Nusantara (seperti puisi rakyat, pantun, syair, hikayat, gurindam) dan sastra universal seperti novel, puisi, prosa, drama, film, dan teks multimedia lisan/cetak atau digital online.
Memirsa
Berbicara danPeserta didik mampu menyajikan gagasan,pikiran, dan kreativitas dalam berbahasa dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara secara logis, sistematis, kritis, dan kreatif; mampu menyajikan karya sastra secara kreatif dan menarik. Peserta didik mampu mengkreasi teks sesuai dengan norma kesopanan dan budaya Indonesia. Peserta didik mampu menyajikan dan mempertahankan hasil penelitian, serta menyimpulkan masukan dari mitra diskusi. Peserta didik mampu berbicara dan mempresentasikan teks sastra Nusantara (seperti puisi rakyat, pantun, syair, hikayat, gurindam) dan sastra universal seperti novel, puisi, prosa, drama, film, dan teks multimedia lisan/cetak, digital online atau dalam bentuk pergelaran.
Mempresentasi-
kan
MenulisPeserta didik mampu menulis gagasan,pikiran, pandangan, pengetahuan metakognisi untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu menulis karya sastra dalam berbagai genre. Peserta didik mampu menulis teks refleksi diri. Peserta didik mampu menulis hasil penelitian, teks fungsional dunia kerja, dan pengembangan studi lanjut. Peserta didik mampu memodifikasi/mendekonstruksikan karya sastra untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menulis teks sastra Nusantara (seperti puisi rakyat, pantun, syair, hikayat, gurindam) dan sastra universal seperti novel, puisi, prosa, drama, film, dan teks multimedia lisan/cetak atau digital online. Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan baik di media cetak maupun digital.

SERAH TERIMA PENGHUNIAN RUSUN SMK KATOLIK MUKTYACA

Tuhan yang Maha Kasih telah mewujudkan belas kasih-Nya yang tak terhingga atas terselesainya pembangunan Rumah Susun Yayasan Persekolahan Bina Wirawan SMK Katolik Muktyaca Ende yang menjadi Asrama Putri Santa Theresia Avila, maka pada Hari  Sabtu Tanggal 15 Oktober  tahun 2022, dilangsungkan Acara SERAH TERIMA PENGHUNIAN Rumah Susun Yayasan Persekolahan Bina Wirawan SMK Katolik Muktyaca Ende yang menjadi Asrama Putri Santa Theresia Avila tersebut. 

Rangkaian Acara sebagai berikut :

* Ekaristi Pemberkatan Rusun

* Penjemputan Tamu (Tarian SMK Katolik Muktyaca Ende)

* Sapaan Keluarga Besar Muktyaca dalam Lagu

* Doa

* Sambutan/Laporan Pembangunan Rusun oleh Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Prov. NTT.

* Sambutan Suster Pemimpin Umum CIJ

* Sambutan Bupati Ende

* Sambutan Bpk Direktur Jenderal Perumahan, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Nusa Tenggara II.

* Serah Terima Kunci untuk Penghunian dari Kementerian PUPR  kepada Yayasan Persekolahan Bina Wirawan Ende

* Gawi Masal

* ISOMA (Resepsi Bersama)

Dihadiri oleh para tamu undangan dari segala kalangan, mulai dari para Pejabat Kementerian Pusat, Pejabat Provinsi dan Pejabat Daerah, hingga Ketua DPRD, Komandan Kodim, Para Ketua Adat Setempat, Para Aktivis dan tidak ketinggalan Para Alumni SMK Katolik Muktyaca Ende.

Acara Menjadi semakin meriah karena Bapak Drs. Djafar H. Achmad, M.M ( BUPATI ENDE ) Turut dalam Acara Gawi Massal Bersama Siswa-siswi SMK Katolik Muktyaca Ende. 

Semua Berbahagia Dalam Kasih Tuhan.

Video Gawi Bersama

Kisah Sukses Sapto Djojokartiko, Pernah Hampir Gagal Lulus Sekolah Mode

Impian menjadi desainer sudah muncul sejak Sapto belia. Semuanya bermula dari hobi menggambar busana saat ia duduk di bangku SMP.

Baca juga: Refleksi Optimisme Koleksi Terbaru Sapto Djojokartiko di Gedung Filateli
Lulus SMA, Sapto, yang lahir dan besar di Solo, Jawa Tengah, memutuskan hijrah ke Jakarta pada 1997 untuk belajar mode secara formal setelah berhasil lolos masuk ESMOD lewat jalur beasiswa.

“Keluarga sangat mendukung karena memang tahu hobi saya yang suka menggambar,” kenang Sapto saat berbincang dengan Wolipop di workshop-nya yang berada di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.

Awal-awal kuliah penuh dengan rasa antusias. Namun, semangatnya berangsur mengendor karena belajar mode rupanya tidak semudah yang dibayangkan Sapto.

Ia bercerita, hampir gagal lulus lantaran nilai pelajaran pattern making atau membuat pola pakaian jeblok. “Dari situ, saya mulai termotivasi untuk mempelajari pattern-making lebih serius,” ungkap Sapto yang sempat bekerja di sebuah toko garmen selepas lulus SMA.

Baca juga: 10 Koleksi Sapto Djojokartiko Spring/Summer 2023, Busana Unisex Penuh Warna
Sapto djojokartiko di Indonesia Fashion Week 2015. (Foto: Mohammad Abduh/Wolipop)
Usaha tiada mengkhianati hasil. Sapto malah berhasil lulus dengan predikat Best Pattern Maker dari ESMOD Jakarta.

Usai merampungkan pendidikannya, Sapto tak langsung mendirikan label sendiri. Ilmu terus digalinya dengan bekerja untuk desainer lain. Selama hampir dua tahun ia menjadi asisten desainer Oscar Lawalata yang kini dikenal dengan nama baru, Asha Smara Darra.

Masuk akhir 1990-an, produksi video klip sedang memasuki masa kejayaan. Sapto pun melihatnya sebagai sebuah peluang. Satu per satu rumah produksi didatangi Sapto dengan harapan ada penyanyi yang memakai kreasinya di video klip.

Pada 1999, Andien menjadi artis pertama yang ditangani Sapto. “Ketika itu eranya Andien lagi promosi album pertama. Kalau nggak salah masih 14 tahun. Zaman dia ikut Asia Bagus,” kenang Sapto yang juga pernah menjadi ilustrator fashion untuk sebuah majalah.

Baca juga: Debut Seragam Keluarga Karya Sapto Djojokartiko untuk Tren Baju Lebaran 2022
Koleksi Sapto Djojokartiko Spring/Summer 2023 (Foto: Abduh/Detikcom)
Dari pengalaman tersebut, Sapto belajar pentingnya penampilan yang total secara keseluruhan. Menurutnya, kesempurnaan gaya seseorang juga perlu didukung oleh riasan wajah dan rambut yang maksimal. “Saya sampai belajar merias wajah secara otodidak,” tutur pria yang tubuhnya penuh tato ini.

Sering terlibat dalam proyek video klip semakin memperluas networking Sapto sampai akhirnya ia bertemu Dian Sastrowardoyo. Berkat Dian lah, kata Sapto, karyanya kian familiar, terutama di kalangan figur publik.

Andien di salah satu fashion show Sapto Djojokartiko. (Foto: Instagram/@saptodjojokartiko)
Merasa sudah cukup mapan, Sapto memberanikan diri untuk membangun label pertamanya, ‘Sapto Djojokartiko’, pada 2008. Awal-awal, label tersebut hanya fokus melayani busana pesanan klien yang kebanyakan untuk acara pernikahan. “Ada masa-masanya, saya cuma bikin kebaya terus,” aku Sapto.

Sampai akhirnya ia mencapai titik jenuh setelah lima tahun melakoni busana yang bersifat ‘haute couture’. Muncul keinginan untuk melebarkan sayap ke ranah ready to wear.

Raline Shah dalam balutan gaun putih karya Sapto Djojokartiko di karpet merah Cannes Film Festival 2022. (Foto: Getty Images/Andreas Rentz)
Bagi banyak desainer, terjun ke bisnis busana siap pakai dianggap sebagai misi ‘bunuh diri’ karena lebih banyak tantangan. Mereka juga harus mengorbankan idealisme demi menuruti selera pasar.

Namun bagi Sapto, ini justru kesempatan untuk mengembangkan kapasitasnya sebagai desainer mode. Kesempatan perdana untuk memamerkan koleksi busana siap pakainya datang dari Harvey Nichols yang membuka department store mewah pertamanya di Jakarta pada 2008 sebelum akhirnya tutup dua tahun kemudian.

Label Sapto Djojokartiko kemudian hadir di Galeries Lafayette Jakarta. “Sempat terjadi ketidakseimbangan di mana kami cuma berhasil menjual beberapa busana saja selama sebulan,” ungkap Sapto.

(Foto: Mohammad Abduh/Wolipop)
Pengalaman tersebut tak membuat Sapto dan tim kapok. Justru, mereka semakin termotivasi untuk mendalami seluk-beluk bisnis busana siap pakai.

Mungkin saja, tanpa kegagalan tersebut, mustahil bagi label Sapto untuk berada di posisi sekarang: koleksi yang dicintai banyak selebriti ternama dan butik Sapto Djojokartiko yang sudar hadir di dua pusat belanja kelas atas Jakarta di tengah dominasi merek luar negeri.

Butik pertamanya di Plaza Senayan baru buka beberapa minggu sebelum terpaksa tutup karena PSBB (pembatasan sosial berskala besar) menyusul merebaknya wabah COVID-19. Walau demikian bisnis Sapto tetap bertahan. “Penjualan bahkan melebihi target kami karena terbantu lewat online. Kami juga tidak ada lay-off karyawan,” katanya.

Merambah pasar internasional tentu menjadi impian Sapto. Namun, tampil di pekan mode dunia bukan prioritasnya.

Dengan garis desain Sapto yang feminin dalam napas urban, berikut motif khasnya yang memadukan elemen tradisional, koleksi turut sukses memikat pasar internasional, khususnya Timur Tengah.

“Ada beberapa klien kelas atas Timur Tengah yang secara khusus menghubungi kami lewat media sosial. Mereka tertarik dengan koleksi Sapto Djojokartiko dan kami pun sempat diundang para sheikha (istri sheikh) Abu Dhabi untuk private preview koleksi di kediaman mereka yang megah,” kata Sapto.

Simak Video “Sapto Djojokartiko, Desainer Favorit Artis dan Istri Sheik Abu Dhabi”

(dtg/dtg)
sapto djojokartiko intimate interview kisah sukses andien dian sastrowardoyo

Ujian Akhir Sekolah Berbasis Komputer (UASBK) Bukan Kemustahilan

Pendidikan menjadi aspek penting dalam keberlanjutan sebuah negara. Semakin baik sistem pendidikan maka semakin berkualitas juga generasi akan dilahirkan. Terlebih saat ini teknologi dianggap dapat membantu dan memaksimalkan proses belajar mengajar. Terlebih, pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini tercatat menduduki peringkat teratas.  Dilansir dari hasil penelitian Cambridge Internasional, pelajar Indonesia merupakan paling aktif dalam penggunaan teknologi untuk media sosial dan juga pendidikan. Berdasarkan latar belakang demikian, SMPK Bina Wirawan dalam hal ini menerapkan Ujian Akhir Sekolah Berbasis Komputer (UASBK), pertama-tama, sebagai upaya untuk menunjukkan betapa berharga dan pentingnya aspek pendidikan bagi para peserta didik zaman ini. Demikian apa yang dikatakan Nelson Mandela, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia” menjadi refleksi berarti zaman ini.

Kegiatan Projek Profil Pancasila SMPK ROMIS

Bagi satuan pendidikan yang sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka tentu sudah tidak asing dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menjadi bagian tak terpisahkan dari Kurikulum Merdeka. Satuan pendidikan wajib mengalokasikan jam pelajaran khusus sekitar 25% (dua puluh lima persen) total JP per tahun.

Sebelumnya Direktorat SMP juga telah mengupas mengenai tahapan pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasilaprinsip kunci penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar PancasilaTema Umum Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Nah, pada kesempatan kali ini Direktorat SMP akan membahas mengenai manfaat Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Apa saja manfaat dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila? Simak penjelasan berikut, ya.

Untuk satuan pendidikan

  1. Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
  2. Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.

Untuk pendidik

  1. Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan Profil Pelajar Pancasila.
  2. Merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan akhir yang jelas.
  3. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.

Untuk peserta didik

  1. Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif.
  2. Berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan.
  3. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengerjakan proyek pada periode waktu tertentu.
  4. Melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi belajar.
  5. Memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar mereka sebagai salah satu bentuk hasil belajar.
  6. Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian yang telah diupayakan secara optimal.

Itulah manfaat dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila baik untuk peserta didik, pendidik, maupun satuan pendidikan. Sangat bermanfaat, bukan? Lewat Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila diharapkan para pelajar di Indonesia dapat tumbuh sebagai pelajar yang berkompeten, terampil, dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.