Tuhan yang Maha Kasih telah mewujudkan belas kasih-Nya yang tak terhingga atas terselesainya pembangunan Rumah Susun Yayasan Persekolahan Bina Wirawan SMK Katolik Muktyaca Ende yang menjadi Asrama Putri Santa Theresia Avila, maka pada Hari Sabtu Tanggal 15 Oktober tahun 2022, dilangsungkan Acara SERAH TERIMA PENGHUNIAN Rumah Susun Yayasan Persekolahan Bina Wirawan SMK Katolik Muktyaca Ende yang menjadi Asrama Putri Santa Theresia Avila tersebut.
Rangkaian Acara sebagai berikut :
* Ekaristi Pemberkatan Rusun
* Penjemputan Tamu (Tarian SMK Katolik Muktyaca Ende)
* Sapaan Keluarga Besar Muktyaca dalam Lagu
* Doa
* Sambutan/Laporan Pembangunan Rusun oleh Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Prov. NTT.
* Sambutan Suster Pemimpin Umum CIJ
* Sambutan Bupati Ende
* Sambutan Bpk Direktur Jenderal Perumahan, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Nusa Tenggara II.
* Serah Terima Kunci untuk Penghunian dari Kementerian PUPR kepada Yayasan Persekolahan Bina Wirawan Ende
* Gawi Masal
* ISOMA (Resepsi Bersama)
Dihadiri oleh para tamu undangan dari segala kalangan, mulai dari para Pejabat Kementerian Pusat, Pejabat Provinsi dan Pejabat Daerah, hingga Ketua DPRD, Komandan Kodim, Para Ketua Adat Setempat, Para Aktivis dan tidak ketinggalan Para Alumni SMK Katolik Muktyaca Ende.
Acara Menjadi semakin meriah karena Bapak Drs. Djafar H. Achmad, M.M ( BUPATI ENDE ) Turut dalam Acara Gawi Massal Bersama Siswa-siswi SMK Katolik Muktyaca Ende.
Baca juga: Refleksi Optimisme Koleksi Terbaru Sapto Djojokartiko di Gedung Filateli Lulus SMA, Sapto, yang lahir dan besar di Solo, Jawa Tengah, memutuskan hijrah ke Jakarta pada 1997 untuk belajar mode secara formal setelah berhasil lolos masuk ESMOD lewat jalur beasiswa.
“Keluarga sangat mendukung karena memang tahu hobi saya yang suka menggambar,” kenang Sapto saat berbincang dengan Wolipop di workshop-nya yang berada di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.
Awal-awal kuliah penuh dengan rasa antusias. Namun, semangatnya berangsur mengendor karena belajar mode rupanya tidak semudah yang dibayangkan Sapto.
Ia bercerita, hampir gagal lulus lantaran nilai pelajaran pattern making atau membuat pola pakaian jeblok. “Dari situ, saya mulai termotivasi untuk mempelajari pattern-making lebih serius,” ungkap Sapto yang sempat bekerja di sebuah toko garmen selepas lulus SMA.
Baca juga: 10 Koleksi Sapto Djojokartiko Spring/Summer 2023, Busana Unisex Penuh Warna Sapto djojokartiko di Indonesia Fashion Week 2015. (Foto: Mohammad Abduh/Wolipop) Usaha tiada mengkhianati hasil. Sapto malah berhasil lulus dengan predikat Best Pattern Maker dari ESMOD Jakarta.
Usai merampungkan pendidikannya, Sapto tak langsung mendirikan label sendiri. Ilmu terus digalinya dengan bekerja untuk desainer lain. Selama hampir dua tahun ia menjadi asisten desainer Oscar Lawalata yang kini dikenal dengan nama baru, Asha Smara Darra.
Masuk akhir 1990-an, produksi video klip sedang memasuki masa kejayaan. Sapto pun melihatnya sebagai sebuah peluang. Satu per satu rumah produksi didatangi Sapto dengan harapan ada penyanyi yang memakai kreasinya di video klip.
Pada 1999, Andien menjadi artis pertama yang ditangani Sapto. “Ketika itu eranya Andien lagi promosi album pertama. Kalau nggak salah masih 14 tahun. Zaman dia ikut Asia Bagus,” kenang Sapto yang juga pernah menjadi ilustrator fashion untuk sebuah majalah.
Baca juga: Debut Seragam Keluarga Karya Sapto Djojokartiko untuk Tren Baju Lebaran 2022 Koleksi Sapto Djojokartiko Spring/Summer 2023 (Foto: Abduh/Detikcom) Dari pengalaman tersebut, Sapto belajar pentingnya penampilan yang total secara keseluruhan. Menurutnya, kesempurnaan gaya seseorang juga perlu didukung oleh riasan wajah dan rambut yang maksimal. “Saya sampai belajar merias wajah secara otodidak,” tutur pria yang tubuhnya penuh tato ini.
Sering terlibat dalam proyek video klip semakin memperluas networking Sapto sampai akhirnya ia bertemu Dian Sastrowardoyo. Berkat Dian lah, kata Sapto, karyanya kian familiar, terutama di kalangan figur publik.
Andien di salah satu fashion show Sapto Djojokartiko. (Foto: Instagram/@saptodjojokartiko) Merasa sudah cukup mapan, Sapto memberanikan diri untuk membangun label pertamanya, ‘Sapto Djojokartiko’, pada 2008. Awal-awal, label tersebut hanya fokus melayani busana pesanan klien yang kebanyakan untuk acara pernikahan. “Ada masa-masanya, saya cuma bikin kebaya terus,” aku Sapto.
Sampai akhirnya ia mencapai titik jenuh setelah lima tahun melakoni busana yang bersifat ‘haute couture’. Muncul keinginan untuk melebarkan sayap ke ranah ready to wear.
Raline Shah dalam balutan gaun putih karya Sapto Djojokartiko di karpet merah Cannes Film Festival 2022. (Foto: Getty Images/Andreas Rentz) Bagi banyak desainer, terjun ke bisnis busana siap pakai dianggap sebagai misi ‘bunuh diri’ karena lebih banyak tantangan. Mereka juga harus mengorbankan idealisme demi menuruti selera pasar.
Namun bagi Sapto, ini justru kesempatan untuk mengembangkan kapasitasnya sebagai desainer mode. Kesempatan perdana untuk memamerkan koleksi busana siap pakainya datang dari Harvey Nichols yang membuka department store mewah pertamanya di Jakarta pada 2008 sebelum akhirnya tutup dua tahun kemudian.
Label Sapto Djojokartiko kemudian hadir di Galeries Lafayette Jakarta. “Sempat terjadi ketidakseimbangan di mana kami cuma berhasil menjual beberapa busana saja selama sebulan,” ungkap Sapto.
(Foto: Mohammad Abduh/Wolipop) Pengalaman tersebut tak membuat Sapto dan tim kapok. Justru, mereka semakin termotivasi untuk mendalami seluk-beluk bisnis busana siap pakai.
Mungkin saja, tanpa kegagalan tersebut, mustahil bagi label Sapto untuk berada di posisi sekarang: koleksi yang dicintai banyak selebriti ternama dan butik Sapto Djojokartiko yang sudar hadir di dua pusat belanja kelas atas Jakarta di tengah dominasi merek luar negeri.
Butik pertamanya di Plaza Senayan baru buka beberapa minggu sebelum terpaksa tutup karena PSBB (pembatasan sosial berskala besar) menyusul merebaknya wabah COVID-19. Walau demikian bisnis Sapto tetap bertahan. “Penjualan bahkan melebihi target kami karena terbantu lewat online. Kami juga tidak ada lay-off karyawan,” katanya.
Merambah pasar internasional tentu menjadi impian Sapto. Namun, tampil di pekan mode dunia bukan prioritasnya.
Dengan garis desain Sapto yang feminin dalam napas urban, berikut motif khasnya yang memadukan elemen tradisional, koleksi turut sukses memikat pasar internasional, khususnya Timur Tengah.
“Ada beberapa klien kelas atas Timur Tengah yang secara khusus menghubungi kami lewat media sosial. Mereka tertarik dengan koleksi Sapto Djojokartiko dan kami pun sempat diundang para sheikha (istri sheikh) Abu Dhabi untuk private preview koleksi di kediaman mereka yang megah,” kata Sapto.
Simak Video “Sapto Djojokartiko, Desainer Favorit Artis dan Istri Sheik Abu Dhabi”
(dtg/dtg) sapto djojokartiko intimate interview kisah sukses andien dian sastrowardoyo
Pendidikan menjadi aspek penting dalam keberlanjutan sebuah negara. Semakin baik sistem pendidikan maka semakin berkualitas juga generasi akan dilahirkan. Terlebih saat ini teknologi dianggap dapat membantu dan memaksimalkan proses belajar mengajar. Terlebih, pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini tercatat menduduki peringkat teratas. Dilansir dari hasil penelitian Cambridge Internasional, pelajar Indonesia merupakan paling aktif dalam penggunaan teknologi untuk media sosial dan juga pendidikan. Berdasarkan latar belakang demikian, SMPK Bina Wirawan dalam hal ini menerapkan Ujian Akhir Sekolah Berbasis Komputer (UASBK), pertama-tama, sebagai upaya untuk menunjukkan betapa berharga dan pentingnya aspek pendidikan bagi para peserta didik zaman ini. Demikian apa yang dikatakan Nelson Mandela, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia” menjadi refleksi berarti zaman ini.
Bagi satuan pendidikan yang sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka tentu sudah tidak asing dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menjadi bagian tak terpisahkan dari Kurikulum Merdeka. Satuan pendidikan wajib mengalokasikan jam pelajaran khusus sekitar 25% (dua puluh lima persen) total JP per tahun.
Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.
Untuk pendidik
Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan Profil Pelajar Pancasila.
Merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan akhir yang jelas.
Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
Untuk peserta didik
Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif.
Berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan.
Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengerjakan proyek pada periode waktu tertentu.
Melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi belajar.
Memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar mereka sebagai salah satu bentuk hasil belajar.
Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian yang telah diupayakan secara optimal.
Itulah manfaat dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila baik untuk peserta didik, pendidik, maupun satuan pendidikan. Sangat bermanfaat, bukan? Lewat Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila diharapkan para pelajar di Indonesia dapat tumbuh sebagai pelajar yang berkompeten, terampil, dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.